Mentari adalah salah satu alat angkasa yang berguna menerangi seisi tata surya dimana ia ditempatkan. Kalau begitu, tepatlah begini, kamu Mentari dan aku adalah bumi yang disinari olehmu. Bumi memerlukan Mentari untuk tumbuh dan hidup, tanpanya Bumi akan menjadi onggokan abu di alam semesta yang misterius nan luas. Dan itulah yang terjadi pada diriku.
Setelah ledakan bintang, kamu, Mentari yang aku kenal, mendadak berubah menjadi lubang hitam yang menghisap dengan kencang. Menarik semua bahkan merusak semua yang aku kenal. Planet - planet yang tergantung di atas tata suryamu mendadak terhisap dan hilang. Semuanya berantakan dan kosong, begitulah tata surya yang aku kenal saat ini.
Selama bertahun - tahun aku berharap lubang hitam itu berubah menjadi terang! Berubah menjadi cahaya yang gemilang dan kembali kepada gambaran mulamu, Mentari. Yang bersinar dan riang, yang cerah dan terang, yang tidak lelah dan gelap meskipun harus naik setiap fajar untuk menyinari manusia.
Mentari, kamu masih menjadi lubang hitam selama bertahun - tahun. Dan aku masih tergantung sendirian di tata surya ini. Entah mengapa aku sendiri yang tidak terhisap, seolah Pencipta mengizinkanku disini, melihatmu berubah menjadi sosok yang lain. Alhasil, begitulah yang terjadi. Aku terhisap dan terbuang menjadi debu. Serpihanku terserak ke seluruh semesta dan aku lenyap. Aku masih ada- dalam bentuk serpih- tapi jiwaku tak lagi sama. Aku mungkin dahulu adalah Bumi, tapi sekarang aku Asteroid. Bebatuan yang tersebar di angkasa misterius entah kemana jalannya. Kamu mungkin dahulu Mentari, namun sekarang Hitam legam, pekat dan mematikan.
Kamu berubah, aku pun juga.
Sebuah kenyataan yang menyedihkan bagiku, bahwa aku tidak dapat mengenalmu seperti aku melihatmu dahulu. Sekarang nyata bagiku, bahwa setiap manusia berubah tergantung waktu dan tempat dimana mereka berada.
Aku tidak ingin memaksamu kembali menjadi Mentari, aku pula tidak mampu melakukannya. Hanya dirimu yang mampu mengubah dirimu sendiri.
"Kalau begitu, aku juga berubah sesuai kemauanku?"
Ya. Aku menjadi serpihan sesuai keputusanku. Supaya aku dapat berlari darimu yang dulu Mentari, menyinari dan menyelamatkan, sekarang menghisap dan menelan.
Cinta adalah misteri, seperti angkasa luas yang kamu dan aku arungi. Tulisan ini adalah representasi dari apa yang kamu dan aku berdua pernah jalani. Selamat tinggal, Mentari
Ditulis Oleh: Jeremy
Comments