top of page
Rachel

Anxiety Gara-Gara Insta Story


Sahabat Setura pernah gak sih merasa kalau hidup orang lain lebih menarik dibanding hidup kita sendiri? Terutama lewat hidup yang kita lihat di sosial media.


Sosial media kerap digunakan oleh penggunanya untuk saling berinteraksi satu sama lain, baik melalui tulisan, foto, maupun video. Namun, bagi sebagian orang, interaksi tersebut ternyata berdampak pada sisi psikologisnya. Mereka cenderung merasakan cemas berlebih saat melihat unggahan yang dikirim oleh orang lain atau yang disebut juga dengan Social Media Anxiety, kondisi dimana kamu merasakan ketakutan yang cukup ekstrim terhadap suatu performa di sosial media.


Gak cuma itu, tapi sahabat Setura juga bisa kenalin gejala Social Media Anxiety lainnya dari ciri-ciri ini:

1. Merasa kewalahan dan stress saat bermain social media.

2. Cemburu dan menjadi benci terhadap diri sendiri.

3. Memeriksa postingan atau story yang kamu unggah berkali-kali hanya untuk melihat jumlah komentar, share, likes, atau reply.

4. Sering membandingkan antara kehidupan pribadi dengan kehidupan orang lain di sosial media.


Kehidupan di sosial media memang dapat membuat kita iri atau merasa cemas karena hidupnya berasa penuh seri, belanja sana sini, bahkan party tiap hari. Tetapi, kita juga perlu kembali untuk berpikir lebih jauh lagi karena hal yang terjadi di belakang layar atau secara realita belum tentu sama.


Setiap orang pasti merasa ingin terlihat bahagia dengan kehidupan yang ia bagikan di sosial media. Begitupun kita. Wajar jika kita merasa ingin mendapatkan kehidupan yang bahagia seperti mereka. Namun, jika itu sudah berlebihan dan dirasa mengganggu kehidupan, tandanya kita perlu melakukan sesuatu untuk perubahan.


Sahabat Setura bisa mulai dengan self-control terhadap waktu yang dihabiskan dengan melihat sosial media. Jangan sampai tidur terganggu dan kerjaan jadi tertunda hanya karena kita tenggelam di dalamnya. Selain itu, sahabat Setura bisa coba merubah tujuan dalam memposting sesuatu di sosial media. Tetapkan tujuan tersebut untuk berbagi. Bukan mengejar likes, comment, ataupun share. Atau bisa juga dengan turn off notification terhadap 3 metriks tersebut agar tidak dapat dilihat. Sehingga kamu tidak perlu memeriksa berulang kali terhadap postingan yang kamu unggah hanya untuk memenuhi kepuasan sementara.


Sosial media tentu tidak selalu negatif. Banyak hal positif yang bisa kita dapat jika kita menggunakannya secara bijak. Mulai menaruh pemikiran bahwa sosial media digunakan untuk hiburan atau mencari sesuatu yang informatif bukan untuk media membandingkan kehidupan jelas akan membuat kita merasa lebih menikmati dalam menggunakannya.


Nah, sahabat Setura ada yang pernah ngalamin hal di atas juga? Boleh sharing pengalamannya di kolom komentar yaa!


Ditulis oleh Rachel


12 views0 comments

Comments


bottom of page